Guyv7L2vSNhTu9NNIC4AGodmAsDGZpqzql8qRx1N
Bookmark

Penyebab Terjadinya Perang Shiffin yang Paling Tepat

Hai! Apakah Anda sedang mencari penjelasan tentang penyebab terjadinya perang Shiffin yang paling tepat? Jika jawaban Anda adalah “Iya”, selamat! Sekarang Anda sedang membaca artikel yang tepat. Mengapa? Karena itulah yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Sebagai muslim, Anda harus paham itu. Karena itulah saya menulis artikel ini. Jadi, Anda harus membacanya sampai selesai!

Artikel ini berisi promosi buku tentang perang Shiffin yang harus Anda baca. Saya akan menjelaskannya di akhir pembahasan dalam artikel ini.

penyebab terjadinya perang shiffin yang paling tepat, penyebab terjadinya perang shiffin, perang shiffin, apa itu perang shiffin, di mana perang shiffin terjadi, kapan perang shiffin terjadi, siapa saja yang terlibat dalam perang shiffin, jumlah korban dalam perang shiffin, buku tentang perang shiffin,

Secara spesifik, ada tujuh hal penting tentang penyebab terjadinya perang Shiffin yang paling tepat, yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Tujuh hal penting yang saya maksud adalah sebagai berikut:

Apa Itu Perang Shiffin?

Hal penting pertama tentang penyebab terjadinya perang Shiffin yang paling tepat yang akan saya jelaskan sekarang adalah “Apa itu perang Shiffin?”. Saya ingin Anda memahami itu terlebih dahulu sebelum Anda membaca lebih banyak penjelasan dalam artikel ini karena itu adalah hal paling dasar dalam pembahasan ini yang harus Anda pahami dengan baik.

Perang Shiffin adalah perang besar yang terjadi di internal kaum muslim pada masa Islam awal. Tepatnya, pada masa pemerintahan Ali bin Abi thalib. Perang tersebut adalah perang saudara karena yang terlibat adalah kelompok besar kaum muslim melawan kelompok besar kaum muslim yang lain.

Perang Shiffin adalah perang saudara yang menjadi penanda perseteruan antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan setelah mereka berdua masuk Islam. Dengan kata lain, setelah mereka berdua masuk Islam dan sebelum perang tersebut berkecamuk, tidak ditemukan riwayat-riwayat sejarah tentang perseteruan mereka berdua.

Perang Shiffin menimbulkan dampak yang sangat besar bagi kaum muslim dan keberislaman. Jika sebelum perang tersebut berkecamuk kaum muslim telah berseteru hingga mengakibatkan pembunuhan terhadap Utsman bin Affan, khalifah ketiga dalam sejarah kekhilafahan Islam, perang Shiffin mengakibatkan, salah satunya, munculnya satu aliran dalam Islam yang pada saatnya menjadi musuh bersama. Satu aliran yang saya maksud adalah Khawarij.[1] 

Jadi, secara singkat, kita bisa mengatakan bahwa perang Shiffin adalah perang saudara yang melibatkan dua kelompok besar dalam Islam pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib.

Di Mana Perang Shiffin Terjadi?

Hal penting kedua tentang penyebab terjadinya perang Shiffin yang paling tepat yang akan saya jelaskan sekarang adalah “Di mana perang Shiffin terjadi?”. Saya ingin Anda memahami itu sekarang karena itu adalah salah satu pertanyaan penting dalam pembahasan ini yang harus Anda pahami dengan baik.

Satu hal penting yang ingin saya katakan di sini adalah, bahwa perang Shiffin disebut “Perang Shiffin” karena peperangan tersebut terjadi di daerah yang bernama “Shiffin (صِفِّيْنَ)”. Shiffin adalah sebuah wilayah dekat ar-Raqqah di pantai al-Furat dari sisi barat antara ar-Raqqah dan Balis di Suriah.[2] 

Dalam tradisi bangsa Arab, beberapa peperangan yang mereka lakukan diberi nama dengan nama daerah terjadinya peperangan tersebut. Contoh lainnya adalah perang Tabuk yang terjadi di daerah yang bernama “Tabuk (تَبُوْكُ)”.[3] 

Jadi, secara singkat, kita bisa mengatakan bahwa perang Shiffin yang terjadi antara dua kelompok besar dalam Islam itu terjadi di suatu daerah yang bernama “Shiffin”. Karena itulah peperangan tersebut disebut perang Shiffin.

Kapan Perang Shiffin Terjadi?

Hal penting ketiga tentang penyebab terjadinya perang Shiffin yang paling tepat yang akan saya jelaskan sekarang adalah “Kapan perang Shiffin terjadi?”. Saya ingin Anda memahami itu sekarang karena itu adalah salah satu pertanyaan penting yang harus Anda pahami jawabannya dengan sangat baik.

Mayoritas riwayat sejarah yang saya temui menjelaskan, bahwa perang Shiffin mulai terjadi pada hari Rabu, tanggal 1 Shafar, tahun 37 hijria. Saya katakan “mulai terjadi” karena peperangan ini tidak hanya terjadi satu hari tapi (menurut mayoritas riwayat sejarah yang saya temui) sembilan hari. Artinya, ada beberapa peperangan kecil yang terjadi sebelum perang utama berkecamuk. Tujuannya (secara umum) adalah negosiasi agar Ali bin Abi Thalib menyerahkan para pembunuh Utsman bin Affan yang tergabung dalam pasukannya.

Di paragraf atas saya menuslikan kalimat “menurut mayoritas riwayat sejarah yang saya temui” dalam tanda kurung “()”. Kalimat tersebut saya tulis karena sangat sulit untuk melacak waktu berakhirnya perang Shiffin secara pasti. Sejauh ini saya juga belum menemukan ada sejarawan yang menjelaskan validitas riwayat-riwayat tentang itu; apakah hari Kamis atau hari Jumat, apakah tanggal 9 atau 10 Shafar? Meskipun demikian, yang jelas, mayoritas riwayat yang saya temui menjelaskan, bahwa rangkaian peperangan tersebut terjadi selama 9 hari dengan dimulai pada hari Rabu, tanggal 1 Shafar, tahun 37 hijria, sebagaimana yang telah saya jelaskan sebelumnya. Anda bisa menemukan detail penjelasan tentang itu dalam buku tentang perang Shiffin yang harus Anda baca, yang akan saya jelaskan di bagian akhir dalam pembahasan ini.

Penyebab Terjadinya Perang Shiffin yang Paling Tepat

Hal penting keempat tentang penyebab terjadinya perang Shiffin yang paling tepat yang akan saya jelaskan sekarang adalah penjelasan yang spesifik. Jadi, saya sangat berharap Anda membaca penjelasan di bawah ini dengan sangat baik.

Secara umum, mayoritas riwayat sejarah yang saya temukan menjelaskan, bahwa perang Shiffin terjadi karena Ali bin Abi Thalib tidak bisa menyerahkan para pembunuh Utsman bin Affan kepada Muawiyah bin Abi Sufyan untuk diadili sehingga memicu kemarahan Muawiyah dan Syam. Muawiyah dan Syam menganggap Ali yang tidak bisa menghukum para pembunuh Utsman bin Affan boleh tidak ditaati. Karena itulah mereka melawan sehingga terjadi perang Shiffin.

Tapi, saya juga menemukan riwayat sejarah lain yang menjelaskan, bahwa motif Muawiah yang paling menonjol dalam keterlibatannya dalam perang Shiffin adalah untuk menduduki tampuk kepemimpinan menggantikan Utsman bin Affan sebagaimana yang akan saya jelaskan pada pembahasan berikutnya. Karena itulah, lagi-lagi, meskipun hanya untuk memahami perang Shiffin, kita juga akan dihadapkan pada carut-marut riwayat sejarah tentang itu. Hampir semua sejarawan muslim klasik menyodorkan data berbeda. Akibatnya, kita diharuskan untuk mencermati berbagai riwayat sejarah dari berbagai referensi, sebelum akhirnya kita menyimpulkan fakta tentang perang Shiffin secara argumentatif dan referensial.

Sejujurnya, ada banyak faktor yang harus kita analisa secara detail jika kita ingin memahami penyebab terjadinya perang Shiffin yang paling tepat, atau (dalam bahasa lain) yang paling argumentatif. Sayangnya, saya tidak bisa menjelaskan itu semua dalam artikel ini. Anda bisa menemukan penjelasan tersebut dalam buku tentang perang Shiffin yang akan saya jelaskan di akhir pembahasan (saya sangat merekomendasikan Anda membacanya).

Tapi, sebagai gambaran umum tentang penjelasan tema utama dalam artikel ini, saya ingin mengatakan bahwa motif (sekaligus tujuan) masing-masing pihak dalam keterlibatan mereka dalam perang Shiffin adalah politik dan syariat. Maksudnya, pihak Ali bin Abi Thalib melihat keinginan pasukannya yang dari unsur Irak untuk tetap menuju Kuffah harus dikomandoi agar tidak terjadi perang saudara untuk kedua kalinya (syariat). Di sisi lain, dia melihat Muawiyah bin Abi Sufyan yang memimpin Syam harus ditindak tegas karena tidak bersedia membaiat Khalifah baru (politik). Adapun pihak Muawiyah, dia melihat bahwa Ali sebagai Khalifah tidak mampu menghukum para pemberontak sehingga boleh tidak ditaati. Di sisi lain, dia dan pihak Syam tetap kukuh menuntut para pembunuh Utsman bin Affan diadili (syariat).

Siapa Saja yang Terlibat dalam Perang Shiffin?

Hal penting kelima tentang penyebab terjadinya perang Shiffin yang paling tepat yang akan saya jelaskan sekarang adalah “Siapa saja yang terlibat dalam perang Shiffin?”. Ini adalah salah satu pertanyaan dasar namun sangat penting tentang topik utama dalam artikel ini yang harus dipahami dengan bagi. Jadi, saya berfikir bahwa itu sangat penting untuk saya jelaskan sekarang.

Perang Shiffin adalah perang besar dalam sejarah Islam awal yang dikomandoi dua Sahabat agung: Ali bin Ali Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan. Perang tersebut melibatkan dua pasukan besar dari dua daerah besar yang telah dikuasai pasukan Islam: Irak dan Syam. Pasukan Irak berada di bawah komando Ali bin Abi Thalib. Sedangkan pasukan Syam berada di bawah komando Muawiyah bin Abi Sufyan.

Jumlah pasukan di masing-masing pihak tidak hanya ribuan atau puluhan ribu, tapi ratusan biru. Sependek yang saya tahu, hanya al-Mas’udi yang menyantumkan riwayat tentang jumlah pasukan yang dibawa masing-masing pihak. Dalam riwayatnya dijelaskan, bahwa ada perbedaan pendapat tentang jumlah pasukan Ali bin Abi Thalib. Tapi menurut pendapat yang disepakati adalah sembilan puluh ribu orang. Sedangkan jumlah pasukan Muawiyah bin Abi Sufyan, menurut pendapat yang disepakati, adalah delapan puluh lima ribu orang.[4] 

Adapun tentang pasukan Ali, menurut riwayat Ibnu Katsir, dari sekian banyak pasukannya ada delapan puluh orang yang termasuk sahabat yang pernah ikut serta dalam perang Badar dan seratus lima puluh orang yang telah membaiat di bawah pohon.[5]  Sedangkan menurut riwayat al-Ya’qubi, ada tujuh puluh orang yang termasuk sahabat yang pernah ikut dalam perang Badar,[6]  seratus tujuh puluh orang yang telah membaiat di bawah pohon, dan empat ratus orang dari kalangan sahabat Anshar dan Muhajirin yang lain. Adapun di pihak Muawiyah hanya ada an-Nukman bin Basyir dan Maslamah bin Mukhallad yang dari kalangan Anshar.[7] 

Penjelasan lebih detail tentang siapa saja yang terlibat dalam perang Shiffin bisa Anda temukan dalam buku tentang perang Shiffin yang akan saya jelaskan di akhir pembahasan.

Jumlah Korban dalam Perang Shiffin

Hal penting keenam tentang penyebab terjadinya perang Shiffin yang paling tepat yang akan saya jelaskan sekarang adalah jumlah korban dalam perang Shiffin. Secara mutlak, Anda harus memahami itu jika Anda ingin memiliki pemahaman yang memadai tentang topik utama dalam pembahasan ini.

Perang Shiffin berakhir dengan korban yang sangat besar di Ali bin Abi Thalib-Irak dan Muawiyah bin Abi Sufyan-Syam. Riwayat sejarah berbeda pendapat kaitannya dengan itu. Riwayat Ibnu Abdi Rabbihi menjelaskan, bahwa total korban dari kedua pihak sebanyak tujuh puluh ribu orang; lima puluh ribu dari pihak Muawiyah bin Abi Sufyan dan dua puluh ribu dari pihak Ali bin Abi Thalib.[8]  

Sementara itu riwayat Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa total korban dari kedua pihak sebanyak tujuh puluh ribu orang; empat puluh lima ribu dari pihak Muawiyah dan dua puluh lima ribu dari pihak Ali.[9]  

Selain itu, al-Mas’udi menyantumkan dua riwayat berbeda. Riwayat pertama menjelaskan, bahwa total korban dan perinciannya seperti yang dijelaskan riwayat Ibnu Katsir. Sedangkan riwayat kedua menjelaskan, bahwa total korban selama seratus sepuluh hari pada saat perang Shiffin sebanyak seratus sepuluh ribu orang; sembilan puluh ribu dari pihak Muawiyah dan dua puluh ribu dari pihak Ali. Keterangan jumlah korban dalam riwayat al-Mas’udi yang kedua ini lebih banyak dari pada keterangan tentang jumlah pasukan Syam yang berangkat, delapan puluh lima ribu orang, karena setiap satu pasukan membawa pelayan dan pengikut. Setidaknya satu pasukan membawa satu pembantu, bahkan ada satu pasukan yang membawa lima sampai sepuluh pembantu dan pengikut, atau bahkan lebih banyak. Sehingga, diperkirakan total penduduk Syam yang berangkat ke Shiffin sebanyak tiga ratus ribu orang atau bahkan lebih.[10]  

Anda bisa menemukan penjelasan lebih banyak tentang itu semua dalam buku tentang perang Shiffin yang akan saya jelaskan sebentar lagi.

Buku Tentang Perang Shiffin yang Harus Anda Baca

Hal penting ketujuh tentang penyebab terjadinya perang Shiffin yang paling tepat yang akan saya jelaskan sekarang adalah buku tentang perang Shiffin yang harus Anda baca. Buku yang saya maksud adalah buku “Pembantaian Keturunan Abu Thalib dalam Carut-Marut Riwayat Sejarah”, karya saya sendiri.

Secara umum, buku tersebut menjelaskan kisah pembunuhan yang dialami empat orang keturunan Abu Thalib dan hal-hal penting dalam kisah hidup mereka. Empat orang yang saya maksud adalah Jakfar bin Abi Thalib, Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, dan Husein bin Ali. Jadi, perang Shiffin menjadi salah satu topik yang dibahas dalam buku tersebut.

Harga buku tersebut adalah Rp. 90.000 (Rp. 110.000), belum termasuk Ongkir (ongkos kirim). Mahal?

Saya kira harga buku tersebut tidak terlalu mahal jika dibandingkan wacana baru yang akan Anda dapatkan setelah membaca buku tersebut.

Cara Pemesanan

Jika Anda berminat membeli buku tersebut, Anda bisa menghubungi saya lewat nomor WhatsApp: 0853-3949-9110. Buku tersebut tidak dijual di toko buku manapun, bahkan di toko-toko online. Pembelian hanya lewat saya.

Anda tidak perlu khawatir soal penipuan. Buku tersebut sudah dicetak lebih dari satu kali, dibeli dan dibaca oleh banyak orang.

Pembaca semua! Itulah penjelasan singkat tentang penyebab terjadinya perang Shiffin dan beberapa hal penting tentang itu. Apakah Anda paham? Jika Anda ingin bertanya, silahkan bertanya!

Saya kira cukup sekian untuk artikel ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya!

[1] Saya katakan “musuh bersama” sebab baik setelah peristiwa pertemuan di Adzruh untuk menindak lanjuti Tahkim atau setelah Muawiyah bin Abi Sufyan naik tahta, baik pihak Ali bin Abi Thalib atau Muawiyah bin Abi Sufyan, mereka sama-sama berperang melawan Khawarij untuk menghentikan pemberontakan Khawarij. Salah satu contohnya adalah pertempuran pasukan Muawiyah yang dipimpin oleh Ubaidullah bin Ziyad melawan sisa-sisa Khawarij pada tahun 58 hijria. Lihat, Abu Jakfar Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Târîkhu ath-Thabari, Dar Ibnu Hazm, Beirut, 2014, Vol. II, Hal. 1599.

[2] Yaqut bin Abdillah al-Hamwiy ar-Rumi al-Baghdadi, Mu’jamu al-Buldân, صِفِّيْنَ , Dar Sader, Beirut, Cet. IX, 2015, Vol. III, Hal. 414.

[3] Tabuk adalah sebuah daerah yang terletak di antara Wadi al-Qura dan Syam atau sebuah daerah antara al-Hijr dan Awal Syam. Jarak antara Tabuk dan Madinah ditempuh perjalanan selama empat hari. Lihat, Yaqut bin Abdillah al-Hamwiy ar-Rumi al-Baghdadi, Ibid, تَبُوْكُ ,Vol. II, Hal.14-15.

[4] Abu al-Hasan Ali bin al-Husain bin Ali al-Mas’udi, Murûju ad-Dzahab wa Ma’âdinu al-Jawhar, Dar Sader, Beirut, Cet. II, 2010, Vol. II, Hal. 215.

[5] Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir al-Bushrawi ad-Dimsyaqi (Ibnu Katsir), al-Bidâyah wa an-Nihâyah, Vol. VII, Dar Sader, Cet. I, 2005, Hal. 1955.

[6] Harus saya jelaskan di sini, bahwa validitas riwayat tentang keterlibatan delapan puluh atau tujuh puluh Sahabat Nabi Muhammad yang pernah ikut dalam perang Badar dalam perang Shiffin ini masih menjadi perdebatan dalam kajian sejarah Islam pada masa Khulafaurrasyidin. Alasannya, karena memang ada beberapa riwayat lain yang menjelaskan, bahwa mayoritas (data lain menunjukkan semuanya) dari mereka lebih memilih untuk tidak terlibat dalam persoalan politik, kecuali Khuzaimah bin Tsabit dan (menurut pendapat lain) Sahal bin Hunaif. Lihat, Hamid Muhammad Khalifah, al-Inshaf fîmâ Wa’qa’a fî al-‘Ashri ar-Rasyidiy min al-Khilâf, Dar al-Qalam, Damaskus, Cet. II, 2010, Hal. 455.

[7] Ahmad bin Abi Ya’qub bin Jakfar bin Wahab, Târîkh al-Ya’qûbiy, Vol. II, Dar Sader, Beirut, Cet. II, 2010, Hal. 188.

[8] Ahmad bin Muhammad bin Abdi Rabbihi, al-‘Iqdu al-Farîd, Vol. V, Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, ditahkik oleh Mufid Muhammad Qamihah, PDF, Cet. I, 1983, Hal. 90-91.

[9] Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir al-Bushrawi ad-Dimsyaqi (Ibnu Katsir), op. cit., Vol. VII, Hal. 1971.

[10] Abu al-Hasan Ali bin al-Husain bin Ali al-Mas’udi, op. cit., Vol. II, Hal. 228-229.

DONASI VIA PAYPAL Jika artikel ini bermanfaat dan Anda berkenan membantu kami mengembangkan website ini dengan memberi sedikit donasi, Anda bisa melakukannya via Paypal. Terima kasih.
Posting Komentar

Posting Komentar